PDIP: Interpelasi untuk Jokowi Terlalu Lebay
Warga
pemilik Kartu Jakarta Pintar (KJS) mendaftar untuk berobat di RS Tarakan,
Jakarta Pusat,
Selasa
(21/5/2013).
Kisruh program Kartu Jakarta
Sehat (KJS) yang
mencuatkan wacana interpelasi DPRD terhadap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), dinilai PDI Perjuangan
sebagai tindakan lebay.
Wakil
Ketua DPD DKI PDI Perjuangan Prasetyo Edi Marsudi mengatakan, KJS adalah
program besar yang diperuntukkan untuk warga Jakarta, khususnya dalam bidang
kesehatan.
"Ketika
dalam perjalanan program ini terjadi masalah, harusnya diperbaiki lagi
sistemnya, bukan malah interpelasi. Itu terlalu lebay," kata politisi yang
akrab disapa Pras, dalam keterangan pers yang diterima Tribunnews.com, Jumat
(24/5/2013).
Pras
menuturkan, sejak KJS diluncurkan pada 10 November tahun lalu, jumlah pasien di
RS dan Puskesmas terus meningkat. Menurutnya, itu disebabkan masyarakat yang
antusias dengan layanan kesehatan gratis, dan yang paling penting adalah KJS
sangat dibutuhkan masyarakat.
"Ini
untuk kepentingan masyarakat, karena memang dibutuhkan. Terbukti, melonjaknya
sampai 50 ribu lebih masyarakat yang ingin dapat pelayanan KJS. Jadi, jangan
ada yang coba-coba menghambat," tuturnya.
Pras
menyarankan, seharusnya rumah sakit membicarakan lebih dulu permasalahan
layanan KJS, sebelum memutuskan untuk mundur. Ia mengingatkan, rumah sakit juga
punya fungsi sosial, dan tak sekadar mencari profit.
Untuk
itu, kata Pras, bila anggota DPRD DKI masih ngotot membawa masalah ini hingga
hak interpelasi, ia selaku panglima 'Laskar Kotak-kotak', siap turun ke jalan
memberi dukungan kepada Jokowi.
"Kami
tak segan-segan menurunkan ribuan orang untuk mengawal Jokowi," tegasnya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar